Friday, October 7, 2011

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Nama: Hendry
Kelas: 2 DB 21

Pelajaran: Sistem Informasi Akuntansi


1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sebelum mengetahui pengertian Sistem Informasi Akuntansi, alangkah baiknya jika melihat dasar dari akuntansi itu sendiri. Salah satu definisi akuntansi adalah suatu seni mencatat, menggolongkan, menganalisa, menafsirkan dan menyajikan laporan keuangan dalam suatu perusahaan secara sistematis.

Jadi jelas dalam hal ini bahwa akuntansi adalah suatu proses atau transformasi data akuntansi menjadi informasi akuntansi atau yang sering disebut denganlaporan keuangan. Proses transformasi data akuntansi menjadi informasi akuntansi dilakukan dengan melalui beberapa tahap sehingga tahapan tersebut menjadi suatu siklus yang disebut siklus akutansi.

Dengan adanya siklus akuntansi ini, maka digunakan suatu sistem yang mengemas siklus tersebut agar dapat digunakan dengan mudah dan lebih dimengerti yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Sistem Informasi Akuntansi didefinisikan sebagai suatu kerangka yang terdiri dari manusia dan sumber-sumber modal suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh berasal dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi.

Hal ini dilakukan untuk melaksanakan suatu kegiatan dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Transaksi ini akan memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis.

Tipe transaksi dasar adalah:

1. Penjualan produk atau jasa

2. Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari supplier

3. Penerimaan kas

4. Pengeluaran kas kepada supplier

5. Pengeluaran kas gaji karyawan.

1.1.1 Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain:

  1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi
  2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan
  3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi antara lain:

1. Untuk mendukung kegiatan sehari-hari

2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen

3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban usaha.

1.1.2 Data dan Informasi Akuntansi

Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil informasi.

1. Pengumpulan Data

Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaksi melalui formulir, memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya Jika data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.

2. Pemprosesan Data

Pemprosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi proses data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:

· Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasarkan kategori yang telah ditetapkan

· Menyalin data ke dokumen atau media lain

· Mengurutkan atau menyusun data menurut karakteristiknya

· Mengelompokkan atau mengumpulkan transaksi sejenis.

· Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip

· Melakukan penghitungan

3. Manajemen Data

Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam penyimpanan atau basis data yang disebut arsip.

Pada tahap pemutakhiran, data yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan.

4. Pengendalian Data

Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.

5. Penghasil Informasi

Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasi.

1.2 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dewasa ini menjadikan persaingan usaha semakin ketal. Hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan yang akan mampu memenangkan persaingan.

Menyadari berbagai keterbatasan yang dimiliki, pada umumnya usaha kecil mempunyai strategi tersendiri, yaitu dengan membuat produk yang khusus, unik, dan spesial dengan daerah pemasaran yang tidak terlalu jauh sehingga perilaku konsumen dapat benar-benar dipahami serta komunikasi dengan konsumen berjalan cepat, disamping juga menghindari bersaing langsung dengan usaha besar.

Dalam bidang keuangan, ada hal-hal yang sering diabaikan para pengusaha kecil, kebanyakan mereka tidak atau belum menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baik, terutama usaha kecil perorangan. Mereka cenderung menggunakan naluri dalam mengelola usahanya. Dalam prinsip pengelolaan modern, catatan tentang semua aktifitas usaha mutlak diperlukan.

1.2.1 Analisa Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah usaha-usaha kecil, baik industri rumah tangga, seperti kerupuk yang mempunyai tenaga kerja 1-15 orang dan mempunyai modal sendiri tidak lebih dari 150 juta rupiah.



Kegiatan sehari-hari suatu usaha akan bervariasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Contoh yang paling umum tentang variasi kegiatan tersebut antara lain:

1. Pada perusahaan yang bergerak dalam penjualan eceran seperti kerupuk, kegiatan sehari-harinya sebagian besar tergantung dari penjualan, pembelian barang atau stok,serta mencatat tentang apa yang telah terjadi, disamping mengelola staf.

2. Pada perusahaan pembuat barang seperti produksi kerupuk, kegiatan sehari-harinya lebih komplek, dimulai dengan menerima pesanan dan menjamin untuk memenuhi pesanan tersebut serta mengatur kegiatan pabrik untuk memproduksi barang tersebut. Ini berarti bahwa Anda perlu membeli bahan baku dan menjamin peralatan telah siap untuk kegiatan pabrik.

Uraian kegiatan sehari-hari dapat dijelaskan sebagai berikut:

· Mengontrol kinerja pegawai

Sebagian besar pegawai cenderung suka bekerja bersama dengan teman-temannya. Jangan biarkan mereka melupakan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan (takaran adonan kerupuk dan harus menjemur dan mengangkat kerupuk).

Memberikan penghargaan kepada pegawai atau penjual teladan agar semangat mereka dapat memberikan pesanan yang lebih banyak.

· Membeli bahan baku untuk stok

Kegiatan pokok setiap usaha adalah membeli dan menjual. Penjual eceran membeli dari grosir kemudian menjualnya kepada pelanggan. Grosir membeli dari pabrik kemudian menjualnya kepada pelanggan eceran.

Pabrik membeli bahan baku dari berbagai sumber untuk membuat produk kemudian produknya dijual kepada pelanggan.

· Mengendalikan produksi

Pengawasan terhadap produksi adalah kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan,terutama dalam hal kualitas.

· Melayani pelanggan

Pemasaran atau memproduksikan usaha berarti meyakinkan pelanggan dan yang ada sekarang agar mereka tahu apa yang ditawarkan.

· Mengendalikan biaya

Pengetahuan tentang biaya akan lebih memungkinkan untuk menetapkan harga (bahan baku atau gaji pegawai) dan mendapat keuntungan. Informasi ini didapat dari sistem pencatatan atau pembukuan keuangan.

· Menetapkan harga jual

· Mencatat apa yang terjadi di perusahaan (keluhan pelanggan)

Mengetahui masalah dan keluhan yang disampaikan pelanggan dengan adanya catatan yang terpelihara dengan baik.




Penjelasan Flowchart

Kerupuk dapat diproduksi dengan alat yang sederhana atau dengan peralatan dengan teknologi modern. Untuk industri rumah tangga yang memproduksi kerupuk baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual dengan skala yang masih kecil dapat menggunakan alat-alat yang sederhana. Adapun alat-alat sederhana yang digunakan untuk pembuatan kerupuk yaitu baskom, dandang, pisau, kompor, loyang.

Adapun peralatan modern yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk antara lain:

  1. Alat penghancur ikan untuk melumatkan ikan yang telah dibersihkan kepala dan sisiknya sehingga diperoleh daging ikan yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan bahan lain
  2. Alat pelembut bahan (mulen) digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang telah dihaluskan dan adonan tepung dan bumbu.
  3. Bak pencampur bahan
  4. Pencetak digunakan untuk mencetak adonan berbentuk silinder sebelum dimasukkan ke cetakan sesuai ukuran yang diinginkan.
  5. Alat pengukus (dandang)
  6. Oven digunakan untuk mengeringkan kerupuk terutama pada saat sinar matahari kurang atau pada saat musim hujan.

Pemilihan Bahan Baku Produksi

Terdapat bermacam-macam jenis kerupuk yang pembuatannya menggunakan bahan baku yang berbeda-beda. Berbagai jenis ikan dapat digunakan untuk pembuatan kerupuk ikan, namun tidak semua jenis ikan dapat dibuat kerupuk. Adapun jenis ikan yang sering dibuat kerupuk antara lain ikan tenggiri.

Selain ikan, usaha ini menggunakan bahan baku lain yaitu tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu dan telur. Bumbu juga digunakan dalam pembuatan kerupuk untuk menambah rasa lezat dan gurih. Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah garam, gula dan penyedap rasa. Zat pewarna sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk memberikan warna agar lebih menarik.

Proses Produksi

Usaha pembuatan kerupuk hanya melakukan pengolahan dari bahan mentah sampai pada proses kerupuk siap goreng. Adapun proses pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut:

  1. Proses penyiapan bahan baku seperti persiapan daging ikan segar yang akan digunakan, tepung serta bumbu-bumbu yang digunakan beserta perhitungan komposisi masing-masing bahan untuk setiap adonan. Dalam mempersiapkan bahan baku pembuatan kerupuk yang perlu mendapat perhatian utama adalah penyiapan ikan yang akan dijadikan bahan utama. Sebelum dihaluskan, ikan dibersihkan dahulu dengan cara menghilangkan sisik, insang, maupun isi perutnya kemudian dicuci sampai bersih. Bagian tubuh yang keras, seperti duri maupun tulang dibuang karena dapat menurunkan mutu kerupuk yang dihasilkan. Selanjutnya ikan tersebut digiling sampai halus. Di samping itu bahan baku berupa tepung dan telur serta bumbu disiapkan untuk proses adonan.
  2. Proses pembentukan adonan yang dibuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bumbu-bumbu yang digunakan. Tepung diberi air dingin hingga menjadi adonan yang kental. Bumbu dan ikan yang telah digiling halus dimasukkan ke dalam adonan dan diaduk/diremas hingga lumat dan rata. Adonan ini kemudian dimasukkan ke dalam mulen untuk pelembutan, dan akan diperoleh adonan yang kenyal dengan campuran bahan merata.
  3. Pencetakan adonan dapat dilakukan dengan tangan ataupun dengan mesin.
  4. Pengukusan dalam dandang selama kurang lebih 2 jam sampai masak.
  5. Penjemuran kerupuk yang telah masak segera diangkat dan didinginkan. Adonan tersebut kemudian didinginkan di udara terbuka kurang lebih 1 (satu) hari atau kurang lebih 24 jam hingga adonan menjadi keras. Kerupuk yang dikeringkan dengan sinar matahari hasilnya akan lebih bagus dibandingkan jika menggunakan oven. Kerupuk yang dikeringkan dengan sinar matahari jika digoreng akan lebih mengembang.
  6. Pengepakan. Setelah kering, kerupuk segera diangkat dari jemuran. Kerupuk yang telah kering ini dapat segera dibungkus dan dijual atau digoreng. Biasanya kerupuk siap goreng ini dikemas dalam plastik sejumlah berat tertentu.