Monday, December 8, 2008

Tradisi "Idul Adha"

Tradisi Takbiran yang Makin Memudar Di Kota Besar
Kita adalah bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Selalu saja ada kerinduan dan kegembiraan ketika kita mendengarkan riuhnya gema takbir di hari raya. Belum lama ini, kurang lebih dua bulan yang lalu kita merayakan hari raya Idul Fitri dan kini tak terasa kitapun telah menyambut datangnya hari raya Idul Adha atau biasa yang disebut Idul Qurban. Hari raya Idul Adha merupakan hari raya terbesar umat Islam, jika dibandingkan dengan hari perayaan umat islam yang lain termasuk hari raya Idul Fitri.
Pertama, pemeluk agama Islam disunahkan (tidak diwajibkan) untuk berpuasa selama tiga hari sebelum Idul Adha.
Kedua, membaca takbir atau "takbiran" yang seharusnya berlangsung selama lima hari, namun kenyataannya berlangsung hanya satu hari.
Ketiga, Idul Adha sebelum melakukan sholat Ied sebaiknya tidak makan pagi.
Keempat, memotong hewan qurban. Dengan membagikan hewan kurban yang telah dipotong kepada fakir miskin, maka akan memantapkan kesetiakawanan sosial khususnya perhatian yang besar yang diarahkan kepada anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa. Dan kemantapan kesetiakawanan sosial inilah yang akhirnya akan mengikis kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin yang timbul dimasyarakat.
Sebuah momentum yang mampu mempererat hubungan tali silaturahmi antara umat Islam, kini hanyalah sebuah Hari Raya yang dimeriahkan dan dilaksanakan sebagai bagian dari sebuah tradisi dari tahun ke tahun, datang dan kemudian pergi begitu saja.